Between Anger and Gratitude, I Write Again
Sudah tak terhitung janjiku pada diri sendiri akan kembali menulis di blog kecil milikku ini. Haha, kau mungkin akan sangat bosan membaca blog ini, kalimat awalnya selalu mengatakan seperti itu.
Malam ini, tepat pukul delapan malam lebih lima puluh dua. Aku memaksakan jemariku menari lagi di keybord laptop tua milikku, ya hitung-hitung temu kangen, karena selama KKN kemarin aku menitipkan si biru ini ke Aril, ponakanku yang paling besar.
Terhitung sudah dua hari, aku berada di rumah. Setelah kurang lebih hampir dua bulan lamanya aku berada di Jogja, menghabiskan libur semester dengan KKN dan sisanya dengan kekasih, Ais. Ya, lebih tepatnya aku ingin menghibur diri di tempat ini.
Aku masih ingat betul, terakhir aku menulis di blog ini beberapa hari menjelang KKN. Seorang diri, di coffeshop dekat tempat tinggalku di Bandung. Dan aku masih ingat dengan perasaanku saat itu, aku cukup marah dengan keadaanku. Aku marah dengan tugas-tugas tak masuk akal, aku marah dengan keadaan sosialku, aku marah dengan takdir yang Tuhan gariskan, aku sangat marah dengan keadaan pertemananku, ah aku tak bisa menjabarkan dengan detail, aku hanya menuliskan apa yang kuingat saja disini.
Tetapi amarahku sedikitnya teralihkan, ketika aku menyadari bahwa saat itu aku membeli coffe dengan uang hasil jerih payahku sendiri. Hoki, aku menjuarai salahsatu lomba yang kusukai. Sisanya aku tak sengaja membuka file-file surat dari teman penaku beberapa tahun silam. Entah mengapa, dengan itu aku selalu merasa hidup kembali. Ini membuatku mengerti bahwa ketika aku merasa kering aku hanya perlu membaca perasaan-perasaan orang lain yang terlibat dalam perjalananku bertumbuh. Sederhana sekali bukan? tetapi itu pekerjaan yang sulit, terlebih aku ini sangat perfeksionis dan cukup banyak menyangkal, padahal untuk kebaikan diri. Ah goblok emang !
Sisanya aku menghabiskan waktuku untuk membaca kembali tulisanku selama di Bandung. Aku sadar dengan diriku sendiri, mengapa tulisanku isinya hanya mengeluh dan marah-marah ya ?
Aku aga geli membacanya, dalam tulisan lamaku aku terlihat sangat idealis wkwkw. Aku benciii semua hal sebab diawali dari OSPEK jurusan yang masih menjijikan di kepalaku. Aduhh punya dendam apa ya gue !
Saat itu aku cukup lega, atau bahkan sangat lega. Menulis bagiku adalah bagian meregulasi emosi-emosi. Dan aku sangat menikmatinya, jatuh bangun hidupku, amarah dan syukurku, senang serta sedihku, aku rayakan dengan apapun yang ada.
Sesederhana buku diaryku dan blog kecil milikku ini, aku akan menulis apapun yang singgah di kepala. Banyak yang ingin aku abadikan...
sampai jumpa
Komentar
Posting Komentar